BAWANG PUTIH
adalah
nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari
tanaman bawang putih merupakan salah satu bahan utama untuk bumbu dasar masakan yang selain
meningkatkan kualitas rasa, bawang putih juga memiliki khasiat dapat menyembuhkan
beberapa penyakit.
Aroma dari bawang
putih memang menyengat dan mungkin tidak terlalu disukai. Tetapi bawang putih
memiliki efek penyembuhan yang hebat. Tanaman ini bisa menjadi ramuan obat
untuk melawan penyakit dan menyembuhkan masalah kulit.
Dalam masyarakat modern bawang
putih (Allium sativum) dipercaya dapat mencegah serangan jantung,
penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol LDL
sehingga mencegah penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, tekanan darah, kadar gula darah (meningkatkan tingkat insulin dalam aliran darah), mengurangi tukak lambung, dapat
mengeluarkan racun dari tubuh melalui pori-pori kulit, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat
radikal bebas, Allicin dalam bawang
putih merupakan senyawa anti-jamur yang melindungi tubuh dari infeksi dan
meningkatkan antibodi dan banyak lagi yang lain. Benarkah bumbu masakan
sehari-hari ini dapat menyembuhkan kanker juga?
Berbagai studi memang
menunjukkan kemampuan bawang putih dalam mencegah dan mengobati kanker,
terutama yang disebabkan oleh senyawa kimia berbahaya, seperti kanker perut dan usus
besar (kolorektal/usus dan dubur), kanker
prostat, payudara, liver, kulit, dan paru-paru. Pada
beberapa penelitian epidemiologis
menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah
resikonya terkena kanker perut dan usus besar.
Bawang
Putih Melawan Kanker
Zat-zat
aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium,
besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam memerangi kanker
adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide,
diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan
ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di
dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan
lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).
Pada tahap berikutnya
komponen-komponen tersebut dapat mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi
(pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak,
bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Di sisi lain bawang putih juga
berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan
membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu
berbagai macam kanker perut.
Cara Mengkonsumsi
Sudah tentu kerja zat-zat aktif
bawang putih itu tergantung pada banyak hal, misalnya tanah di mana bawang
putih itu tumbuh (berpengaruh pada kadar zat-zat aktif bawang putih),
komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengannya, juga cara
mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri. Kombinasi dengan
selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat
meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan
meningkatkan apoptosis.
Tetapi perlu disadari bahwa
proses pengolahan bawang putih dapat mematikan daya kerja zat-zat antikanker
itu. Satu menit saja diproses dalam microwave, hilanglah khasiat bawang putih
sebagai antikanker. Begitu juga kalau dipanaskan dalam proses pemasakan lain.
Jadi bagaimana? Haruskah bawang putih itu ditelan mentah-mentah?
Ternyata sederhana saja. Hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau
diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan sebagai
bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan
zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, yang tidak rusak walau
dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak,
reaksi kimia itu tidak terjadi, otomatis khasiat antikankernya hilang.
Kalau mau, bawang putih juga
boleh dikonsumsi mentah. Tapi tetap saja harus dihancurkan dulu dan dibiarkan
selama 15 menit. Lalu bagaimana kalau bawang akan disajikan utuh, misalnya
dalam acar? Cukup kupas kemudian potong sedikit ujung-ujungnya.
Lumayan, masih memiliki khasiat antikanker walau tidak sebagus kalau
dihancurkan.
Potensi Bahaya
Mudah sekali bukan, menggunakan
bawang putih untuk pencegahan dan pengobatan kanker? Harganya murah dan mudah
didapat pula. Tetapi waspadalah, bukan berarti bawang putih boleh dikonsumsi
sembarangan. Jangan mengira bahwa semakin banyak mengkonsumsi bawang putih
semakin baik hasilnya.
Dosis yang disarankan untuk
konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2
siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas
dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare,
iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi
kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma.
Terlalu banyak bawang putih
meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan
darah. Karena itu pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani
pembedahan, konsumsi bawang putih sebaiknya dibatasi.
Bawang putih juga meningkatkan
kerja enzim-enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Pada
orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi hati-hatilah, dia juga
bisa membuang obat-obat yang Anda telan dan obat-obat kemoterapi . Pengobatan
Anda menjadi sia-sia, bukan? Karena itu, kalau Anda ingin menambah konsumsi
bawang putih atau menggunakan produk suplemennya, konsultasilah dulu dengan
dokter.
Catatan:
Namun seberapapun khasiatnya
sebuah obat, jika tidak dimbangi dengan pola hidup sehat semua itu akan sia-sia.
(Titah Rahayu/rumahkanker.com)
|
22 October 2012
Ayo Kita Lawan KANKER!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment